Jumat, 10 Juni 2011

Di kota ini akhirnya hati bisa mengucapkan" Selamat Tinggal"

 Jakarta. 10 juni 2011
Hari ini Aku di jakarta oleh karena ada pekerjaan kantor yang urgent,aku di utus oleh pimpinan mengurus segala sesuatu berkas2 pekerjaan yang belum beres dan belum lengkap yang kemungkinan aku menyelesaikan ini semua sampai rabu depan sekitar tgl 15 ,,hmmm tapi tak apalah hitung2 refress suasana baru walau cuma beberapa hari.Disela2 kesibukanku siang tadi, ntah knapa terkadang sering terlintas bayang2 itu, nah kalau sudah begini jadi pengen menuliskan sesuatu nie..hemm.baiklah hari ini akan kutuliskan sedikit beberapa pikiran yg masih tersisa..
 
Selalu ada hal pertama untuk segala hal. Pertama kali sekolah, pertama kali masuk kerja, pertama kali pacaran, pertama kali kissing, pertama kali punya kendaraan sendiri, pertama kali merasa sakit merasa sendiri. Semuanya selalu ada hal pertama. Kebanyakan saya sering lupa. Mungkin memang sudah sifat. Pelupa dibesar-besarkan. Mungkin sudah kebiasaan dalam keluarga yang tidak terlalu membesar-besarkan segala sesuatunya, apalagi sampai mendokumentasikan kehidupan. Sehingga suatu hari saya merasa iri. Melihat seseorang yang mencatat semua detil perjalanan hidupnya. dia akan bersyukur karenanya? Mungkin memang seharusnya. Karena ada satu hati yang menitip iri dengannya ,Yaitu saya.

Saya tidak pernah difoto pertama kali saya belajar berjalan. Saya tidak memiliki foto saat pertama kali saya jatuh ke selokan bersama sepeda mini saya dan berlumuran lumpur. Walaupun ingatan manusia akan terus abadi akan hal-hal tertentu, tapi sayang sekali saya dilewatkan dari momen lucu yang akan membangkitkan semua cerita lainnya.he2 terpikir sejenak,bagaimana mo di dokumentasikan ya,,tahun 80 an belum ada foto digital konon lagi HP..he2.seandainya waktu bisa kembali..ngayal.com..:)
Saya iri.
Namun, sekarang saya mulai belajar untuk mendokumentasikan apapun dalam kehidupan saya. Saya juga tidak tahu alasannya kenapa. Saya mengkumpulkan semua hal dari hal kecil sampai hal besar. Dari yang menyenangkan sampai kepada hal yang memaksa saya bersimbah air mata. Semuanya terekam dalam berbagai dokumentasi. Foto, tulisan, catatan YM, voice recording dan berbagai media pengingat lainnya.
Hingga sampai suatu hari. Saya membuka-buka hp lama saya. Dan saya menemukan sms. video rcording&voice recording. Sebuah rekaman kenangan. Tentu itu adalah sms aku dengannya,video recording saat2 kami makan di cafe,mall sampai Percakapan saya dengan seseorang. Di percakapan itu suara saya sengau.. Saya langsung teringat dengan peristiwa-peristiwa sebelum dan sesudah yang mengikuti percakapan singkat itu. Terus terang saya tidak dengan sengaja merekam percakapan. Saya tidak tahu harus berterimakasih dengan teknologi atau mengutukinya sekarang. Tapi marilah melihatnya dari kacamata positif.

Ketika kita mendokumentasikan sesuatu, mungkin kita akan lebih banyak mendokumentasikan kesenangan. Mungkin lebih baik mengingat memori yang indah dibandingkan yang buruk. Tetapi semua orang juga tahu tidak ada manusia yang hidup di dunia ini hanya hidup dalam kesenangan. Semuanya hidup dalam perjuangan. Begitu juga dengan rekaman yang saya temukan itu. Jika saya mendengarnya beberapa bulan yang lalu, saya mungkin akan langsung tersedu. Saya akan langsung melakukan napak tilas kehidupan saya yang menurut saya berliku. Tapi kalau dipikir-pikir lagi siapa yang tidak? Siapa yang tidak memiliki kehidupan berliku. Siapa yang tidak memiliki kenangan buruk. Siapa yang tidak pernah merasa sakit. Wah omong kosong kalau ada. Sama dengan temuan saya ini, saya sebenarnya tidak senang dengan temuan ini. Saya hanya merasa temuan ini bagai temali yang melibat kaki-kaki saya. Dan mulailah saya berpikir mundur. 

Jika saya tidak menemukan recording ini, saya tidak akan pernah menyadari bahwa saya sedang bicara dengan seseorang yang paling penting dalam hidup saya pada saat itu, dan membicarakan hal terpenting selama hidup saya dengannya, namun perlu ku sadari karena kesalahanku yg tidak berterus terang di awal pertemuanku dgnnya,sekarang ini aku sudah tidak penting lagi untuknya bahkan pesan di inbook FB dan sms ku pun sudah tidak ada artinya lagi untuknya.yah setidaknya sekarang yang penting aku sudah pernah membuat hidup seseorang menjadi lebih penting untuk orang lain . Saya tidak ingin membesar-besarkan harus menyalahkan kenapa dan siapa yang harus menanggung tanggung jawab akan peristiwa yang telah terjadi. Saya sudah bosan menghitung. Namun tak ayal, recording ini membuka satu hal yang tidak berani saya akui. ya Tidak berani aku akui. Tidak berani diungkapkan lewat statement, pernyataan, ketegasan sikap atau bentuk pengungkapan lainnya. It has written in the sky, love will find their own way. And it will stop if it isn’t. 

Itulah artinya buat saya paling tidak. Rekaman itu adalah hal pertama yang memicu saya untuk mencetuskan pernyataan pertama setelah sekian lama dan sekian banyak kejadian terjadi. Termasuk hal pertama untuk mengakui kalau Takdir itu ada. Dokumentasi kiranya memang harus dapat dilihat dari kacamata lebih positif, sehingga jika saya suatu hari harus berhadapan dengan kekecewaan, kesedihan lagi, saya tahu pasti akan ada hal pertama lainnya yang mengikuti semua itu. Statement ini adalah harapan. Harapan buat siapapun yang mengalami kekecewaan sehingga kita tidak akan dirundung frustasi. Tidak terhimpit badai putus asa. 

Seperti ‘nyeri’.
Memory yg terekam diotak begitu kuat. Bahkan sebelum kita terkena sesuatu yg potensial menimbulkan nyeri, reflex menghindar sudah bekerja tanpa kita sadari.
Begitu juga segala memory2 yg menyedihkan/menyakitkan secara diam2 otak kita berusaha menguburnya walau pada suatu saat/situasi akan terbangkitkan juga.
Tinggal bagaimana kita menyikapinya….menghindari, atau menghadapinya.,walau sakit tetapi tetap tegar dan dapat mengeliminasinya.

Pada akhirnya suatu hari saya yakin saya akan mampu melihat tumpukan foto, catatan2 di YM dan lagu2 yang pernah kami nyayikan bersama . Karena yang lebih penting adalah bersyukur atas sharing ilmu dan pengalaman life at adventure dan  lainnya yang memang jauh lebih berharga dari kegagalan dan kekecewaan itu sendiri.   “ Selamat Tinggal”  bukanlah hal pertama yang pernah terucap , namun ini adalah pertama kalinya saya ucapkan dengan kesadaran penuh. Semoga kenangan, perjuangan dan kekecewaan adalah modal kita untuk meraih kesempatan atas cerita-cerita pertama lainnya didalam hidup kita. Amien.

4 komentar:

  1. It's nature, there is start and will be ending for new start again with new field...new episode..chain of life proccess

    BalasHapus
  2. Sepahit apapun jalan kehidupan, yakinlah, hidup ini masih indah, sejauh kita mampu berfikir positif dan menghidupkan semangat kita untuk menyongsong dan menggapai indahnya kehidupan. How? Doa dan Usaha. Dan saya yakin sekarang ini pasti sudah jauuuh lebih baik kan mas?

    BalasHapus
  3. ayoo Mas, life must go on lah :)

    BalasHapus
  4. Semakin suka dengan penuturan semacam ini. Mengalir dan mudah dimengerti. Meski masih penasaran juga, sebenarnya siapa 'dia' yang dimaksud dalam setiap tulisan ini. :)

    BalasHapus