catatan ini pernah saya tulis dan di publis kembali..
Hari minggu kemarin
kuhabiskan waktu hanya di gramedia ,membeli beberapa buku dan novel
,,,rutinitas hari libur yang ntah kenapa lama2 aku menyukai aktivitas
seperti ini,,ya mungkin karena aku tidak ingin memberi kesempatan hari2 ku
kosong aktivitas, yang membuat jadi pikiran melayang2 ke hal2 yang merasa
seperti sendiri di muka bumi ini..Sudah berjam2 aku muter2 mencari beberapa
buku yang mengena di hati...tak terasa hari sudah hampir sore,perutpun terasa
laper.hmm, sepertinya makan sate bakal enak nie laper2 gini, kebetulan di depan
gramedia ada warung sate. Setelah membayar di kasir untuk buku2 yang saya beli
,saya segera keluar dari gramedia.
Saya pun segera memesan satu porsi. Tidak berapa lama saya menunggu Seorang anak lelaki kecil, berumur mungkin 8 tahunan atau maksimal 10 tahun. tidak memakai baju dan membawa bekas tempat air minum mineral sebagai tempat mengumpulkan koin. Tanpa tedeng aling dia langsung berbicara dengan saya. Mukanya yang kecil, polos, sejenak mengaburkan pandangan saya kalau dia sedang berusaha merayu saya untuk mengemis uang.
Saya pun segera memesan satu porsi. Tidak berapa lama saya menunggu Seorang anak lelaki kecil, berumur mungkin 8 tahunan atau maksimal 10 tahun. tidak memakai baju dan membawa bekas tempat air minum mineral sebagai tempat mengumpulkan koin. Tanpa tedeng aling dia langsung berbicara dengan saya. Mukanya yang kecil, polos, sejenak mengaburkan pandangan saya kalau dia sedang berusaha merayu saya untuk mengemis uang.
gambar dari google |
Ironis memang. Jadi terpikir. Anak siapakah dia, saya pikir. Kenapa
dibiarkan mengemis. Dan kelihatannya dia tidak putus sekolah juga. Karena dalam
percakapan kami selanjutnya saya mendapati dia sedang membaca selebaran.
Selebaran yang dia dapatkan di meja saya.
“Kak satenya seporsi berapa harganya?”, Duh saya makin miris.
Saya segera ingin memanggil pelayan. Tapi sebelum saya panggil,seorang laki-laki ntah siapa, menarik tangannya dan mengusirnya menjauh dari tempat saya. Anak lelaki itu diusir bersama dengan beberapa teman-teman senasibnya.
Siapa yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka. ingin sekali memanggilnya lagi, sayang dia keburu menyeberang jalan. Dengan gayanya sambil berlari-lari kecil. Seolah-olah mengemis bukanlah beban baginya. Seolah-olah masa kecilnya yang seharusnya diisi hanya dengan bermain dan sekolah tidak menjadi masalah jika hanya menjadi urutan kesekian.
Memang serba salah. Setiap kali melihat anak-anak mengemis di perempatan jalan . Siapa yang harus disalahkan? Orang tua? Pemerintah? Manusia-manusia yang kurang mau perduli? Atau siapa? Toh mereka kelihatan asyik-asyik saja menjalaninya. Di satu momen saya pernah melihat anak-anak kecil itu sudah mulai belajar “merampok”, yaitu Mengemis dengan setengah memaksa.
Apa ya yang harus dilakukan? Saat ini aku belum tahu harus melakukan apa untuk semua kehidupan yang miris ini . Semoga suatu hari aku dapat membantu lebih bagi mereka2..hmmm smoga.setelah hampir 15 menit pesanan sate ku pun datang...teringat kejadian tadi membuat selera makan sate pun jadi berkurang..
“Kak satenya seporsi berapa harganya?”, Duh saya makin miris.
Saya segera ingin memanggil pelayan. Tapi sebelum saya panggil,seorang laki-laki ntah siapa, menarik tangannya dan mengusirnya menjauh dari tempat saya. Anak lelaki itu diusir bersama dengan beberapa teman-teman senasibnya.
Siapa yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka. ingin sekali memanggilnya lagi, sayang dia keburu menyeberang jalan. Dengan gayanya sambil berlari-lari kecil. Seolah-olah mengemis bukanlah beban baginya. Seolah-olah masa kecilnya yang seharusnya diisi hanya dengan bermain dan sekolah tidak menjadi masalah jika hanya menjadi urutan kesekian.
Memang serba salah. Setiap kali melihat anak-anak mengemis di perempatan jalan . Siapa yang harus disalahkan? Orang tua? Pemerintah? Manusia-manusia yang kurang mau perduli? Atau siapa? Toh mereka kelihatan asyik-asyik saja menjalaninya. Di satu momen saya pernah melihat anak-anak kecil itu sudah mulai belajar “merampok”, yaitu Mengemis dengan setengah memaksa.
Apa ya yang harus dilakukan? Saat ini aku belum tahu harus melakukan apa untuk semua kehidupan yang miris ini . Semoga suatu hari aku dapat membantu lebih bagi mereka2..hmmm smoga.setelah hampir 15 menit pesanan sate ku pun datang...teringat kejadian tadi membuat selera makan sate pun jadi berkurang..
Hari ini, kembali mata saya dibukakan. Kembali hati kecil saya diketuk.
Mengapa? Bahwa saya tidak seharusnya mengklaim diri sebagai salah satu orang
yang merasa malang. Hari ini, Kali ini lengkap, kalau memang bisa dikatakan begitu.. Atas apa yang
telah aku lewati, ceritaku ternyata
bukanlah apa-apa bagi mereka2 yang kurang bernasib baik ,...tak
terasa sudah hampir 1 jam aku duduk di warung ini.....akupun beranjak pulang
...
yup. seperti itulah kehidupan.
BalasHapuskita tak bisa menyalahkan siapa siapa.
kita hanya bisa bercermin kepada dunia ini.
dan bersyukur dengan setiap apapun yang kita dapat.
salam
kunjungan balik.
Hmmm..... menjadi ikut tersadar nih.....
BalasHapus@arman: trims mas,, juga atas follownya
BalasHapus@arif: smoga sob plg tdk bisa berbuat walau sekecil apapun itu..
@djangan pakies: bener mas,, intinya rasa syukur itu yg perlu di tanamkan di hati,, kelak dgn rasa itu bisa memaklumi kehidupan, dan terus berbuat sekecil apapun itu
BalasHapushmmmmmmmmmmmm . . mungkin semua salah mas, , di satu sisi pemerintah kurang perhatian atau mungkin mereka sendiri yang tidak mau di perhatikan karena mereka pikir itu adalah kehidupan mereka . .(mungkin) :D
BalasHapus@bayu:ya itu di dia jd serba salah,,ya yg mengerti sj smoga bisa berpikir bijak,, (loh nih masih jam belajar kan,, kok bs BW)
BalasHapusmiris memang melihat nasib anak-anak yang kurang beruntung dari kita,alhamdullilah kita lebih baik,love,peace and gaul.
BalasHapus@saryadinilan: bener sob apalagi kamu ya betapa beruntungnya ada di arab saudi,,hehe:)
BalasHapusTanggung jawab negara itu Kang!....
BalasHapushaduh..para pemimpin kita masih sibuk berubah formasi...
@arr rian: seharus nya emng begitu ,, kan ada di undang2 ya kan,, pasal 33 ya,,duh sy lupa
BalasHapusTuntutan kehidupan yang menjadi mereka seperti itu ....
BalasHapusSering juga liat2 liputan yang banyak kelebihan tetapi lebih banyak yang kekurangan...
Cuma mikir : apa yang mereka lakukan di sana itu ya...ribu dan ribut.
kasihan ya lihat anak kecil harus mengemis padahal seusia mereka harus gembira bermain, salah orang tua atau tajamnya kehidupan, ah aku jd merasa beruntung dan bersyukur atas apa yg aku nikmati....
BalasHapuswalaupun bantuan mAs ke anak kecil itu gk kesampaian tp Insya Allah niat baik mas diitung pahala oleh Allah..., jgn tunggu sapa2 tuk membantu mereka, lakukanlah sebisa kita..
BalasHapus@ibudini:iya mbak yg di atas ntah kenapa ntah ap ayg di ributin,,paling juga masalah jatah yg kurang
BalasHapus@anisayu: makanya setidaknya itulah yg membuat kita bersyukur atas ap yg sdh di beri bagi yg beruntung
@rohis:amin sob,, karena paling tdk niat yg tulus nilainya sdh di hitung ,,
memang banyak yg lebih malang daripada kita. karena itu kita harus senantiasa bersyukur dan berhenti mengeluh.
BalasHapus@sang cerpenis: bener banget mbak maka dari itu rasa badmood dan cengeng harus di tendang jauh2 dari hati,, loh kok,hehe,,:)
BalasHapussedih niiiiih ceritanya gan :((
BalasHapus@zhintio: sedikit berbagi cerita miris sob,, hehe
BalasHapusSemoga tulisan ini menyadarkan kita, tentang masih banyaknya orang - orang yang berkeadaan kurang dari kita. Dan semoga kita bisa berbuat lebih selain dari simpati.
BalasHapusiyaa, siapa yg patut disalahkan? melihat ibu-ibu menadahkan tangan sambil menggendong bayi di bawah panas matahari..
BalasHapus@anonim: trims masukan tambahnnya,,berbuatlah nyata walau kecil,,(mohon cantumkan nama :))
BalasHapus@khaira: kalau nanya siapa yg harus di salahkan,, kalo kata ebid tanya pd rumput yg bergoyang,,;)
Hmm... pertanyaan yang juga kerap mampir saat melihat mereka, anak siapakah ini?
BalasHapusSiip, lebih baik menyalakan secercah sinar daripada mencerca kegelapan....
Manusia diciptakan berbagai macam bentuk, sifat, perasaan. Mungkin sudah menjadi nasibnya seperti itu, begitu juga sebaliknya nasib kita seperti ini apa adaanya. Mungkin kita masih belum beruntung tapi orang lain menganggap kita beruntung. Memang susah kehidupan ini dan harus dijalani dengan sepenuh hati dan tetap tersenyum.
BalasHapus@yunda:lebih baik menyalakan secercah sinar daripada mencerca kegelapan.... <---setuju dgn kata2 ini mbak
BalasHapus@arqu: bener sob,, makin komplit nih,, terkadang org2 hanya melihat kita dari sisi luarnya sj,, soo dalam hati tdk tau kesusahannnya,,:)
semoga adeknya itu dapat peluang untuk terus bersekolah sampai lulus dan bisa bekerja dan berhenti mengemis .
BalasHapusMemang gak bisa menyalahkan tapi smua itu bisa kok di cegah sedari awal , misal :
*harus segera dihentikan trend yang sedang populer yaitu free sex
*jalankan program pemerintah 2 anak cukup (kl memang mash belum siap mengurus 12 anak dengan penghasilan yang pas-pasan)
*kurangi jumlah pengangguran (ini bisa jadi langkah positif untuk mereka agar tak selalu berada dirumah dengan kondisi sepi gak ngpa"in dan akhirnya di luapkan dengan berkasih-sayang bersama istri , trus lupa belum KB akhirnya dedek kecil lahir lagi dan seterusnya seperti ini - moga ngerti maksudnya kalimat ini :D )
*inisiatif untuk bekerja dan tidak mengharapkan jatuhnya koin ditangan
kadang sedih juga kalau ada adek" kecil gtu harus panas"an sampe pegel nyodorin tangan , eh orangtuanya nunggu duduk manis sambil gendong dedek bayi lagi. Semoga yang seperti ini segeran berkurang. Nice sharing :)
maaf ya kang komennya kepanjangan :D ^^v
mungkin suatu hari tiap orang bs mengambil satu anak jalanan untuk dibina dan dijadikan keluarga demi masa depan mereka.
BalasHapus@arta:komentarnya komplit banget,,dan mengena,, setuju,,dan trims masukan tambahnnnya:)
BalasHapus@honeylizious: wah ide yg briliant dari makasar,,say aterima dgn baik dan senang hati,,:)
kita patut bersyukur ya kak,ga terlahir harus mengemis seperti anak kecil itu...
BalasHapussaya gak bisya kasyih komentar apa2 utk tulisan artikelnya krn terjadi dualisme dan ambigu. saya cuman mau bilang : minta satenya dwong...
BalasHapusnice post sob..
BalasHapusane gak bisa kasih komen apa-apa :)
@atma:ya mbak selayaknya bisa menulis di blog ini sj sdh rasa syukur yg luar biasa
BalasHapus@21inch: kehidupan ada gelap ada terang , ada putih ad ahitam,, semuanya saling melengkapi,,hhehe ,, ntr kapan2 kalo ketemu pasti sy traktir satenya mas,,btw posisi di mana mas, di jkt kan
@A-NX: berkunjung sj sdh rasa syukur yg luar biasa sobat,,
itulah kehidupan sob.. roda kehidupan mungkin gak akan berjalan jika tanpa kehadiran mereka, tp yg disayangkan adalah, kemana orang tua mereka? dimana tanggung jwb orang tua mereka?
BalasHapusaku sendiri gak habis pikir, knp akhir2 ini makin byk aja anak2 jalanan yg berkeliaran di jalan2...?
BalasHapusNay : Bang...nay laver!!
BalasHapusAbang : truss...salah siapa? salah abang? salah keluarga abang?
Nay : #nunduk sambil manyun, cuman pengen minta ditraktir beli noveeeelll :P
Bersyukur lebih baik, dari pada banyak ngeluh #senyum
@penghuni60: bener sob,, kehidupan apapun itu tetep berjalan,, toh mereka jg sdh terseleksi dgn alamnya sanggup menjalani kehidupan yg keras itu,,trims ya masukannya:)
BalasHapus@science box: yahh itu menunjukkan bahwa kehidupan di negri kita makin susah kale ya,, ups tapi kok pemimpin kita kaya2 ya,,hmm,, ntahlah
@nay: kalo cuma minta beliin novel,, abng kirim dech (serius gak pake boong) inbook alamatnya:)
hmmm...
BalasHapusmiris sih...
biasanya sih mereka di suruh, bukan orangtua, tapi oranglain yang mempekerjakan mereka...
ya kadang juga ada yang orangtuanya yang nyuruh...
kadang saya dilema kalo mau ngasih uang, kalo dikasih nanti dia keenakan trus g mau sekolah, tapi kalo nggak dikasih kok kasian yaaa...
Siapa yg harus disalahkan??? Pemerintah?? Orang tua?? atau memang orangnya yang tidak mau berusaha?? entahlah.....
BalasHapusMungkin mereka ada untuk memeringatkan kita agar lbh bersyukur kali ya..... :)
@annisa: ikuti kata hati,, perkara dgn dilemanya urusan Tuhan,,:)
BalasHapus@tarry: Mungkin mereka ada untuk memeringatkan kita agar lbh bersyukur kali ya..... :) <--tepat sexali mbak dan setuju bgt,,:)
Dulu waktu di Mks hobi banget ke gramed, sampe betah berjam-jam di dalam... :D
BalasHapustp, sejak di Samarinda, euh... kecewa ma bentuk gramed di sini, kalah nyaman dan kalah lengkap sama gramed2 yg ada di mks.. jadinya jarang nongkrong di toko buku lg :( #curcol
Melihat anak-anak seperti itu, memang bikin miris, kembali mengingatkan kita untuk bersyukur, banyak banyak bersyukur...
Semoga kelak mereka bisa mendapatkan penghidupan yg lebih layak
@miss U: asalny makasar y mbak,, trus pindah tugas ke samarinda gitu ya,,: trims y kunjungannya
BalasHapus"Hari ini, kembali mata saya dibukakan. Kembali hati kecil saya diketuk. Mengapa? Bahwa saya tidak seharusnya mengklaim diri sebagai salah satu orang yang merasa malang. Hari ini, Kali ini lengkap, kalau memang bisa dikatakan begitu.. Atas apa yang telah aku lewati, ceritaku ternyata bukanlah apa-apa bagi mereka2 yang kurang bernasib baik" --> bener banget mas, agreed with you, sudah seharusnya kita mensyukuri apa yang telah kita peroleh, banyak sekali orang-orang yang jauuuuuh lbh malang disekitar kita. Keep posting and semangaaat! :-)
BalasHapuseh iya mas, kalo senang baca cerita fiksi, yuk atuh berkunjung ke blog fiksi saya di http://alaikastory.blogspot.com
BalasHapus@alaika: trims mbak,, ok tkp menuju rumahnya,,
BalasHapusasal menjadi pengemis bukan karena malas kerja aja, karena ada yg seperti itu.
BalasHapus@ria: ini masalahnya masih anak2 loh mbak,,:)
BalasHapusRasa syukur itu memang perlu. Di kala kita merasa susah, ternyata masih ada sebagian orang yang hidupnya justru lebih susah. Dan dari situ juga ada kesempatan bagi kita untuk bisa membantu..
BalasHapus@aji: setuju sob,, trims ya,,
BalasHapusAnak kecil itu ko badannya sehat sekali, kelihatan gemuk mungkin sering makan sate kali ya ommm...
BalasHapus@baha: loh jgn salah sob,,anak jalanan tuh badannnnya sehat , gak gampang sakit,, soo kekebalan tubuhnya sdh nyesuaikan diri dgn linkungan,,itulah tuhan maha adilnya
BalasHapusMeski sekarang baru bisa menangani empat persen, Kementerian Sosial menargetkan Indonesia bebas anak jalanan pada 2014.. :(
BalasHapus@majalah mesjid: smoga program pemerintah bisa terwujud,, d idukung sepenuhnya,,
BalasHapusbersyukur dengan kehidupan yg telah kita miliki skrg itu lebih baik,, masih banyak ternyata yg dibawah kita,, :D.. terima kasih atas penjelasannya sobat
BalasHapussering sekali sih lihat, apalagi di setiap lampu merah pasti ada. dan yang membuat saya bingung pada saat itu ada anak sedang mengemis tapi tidak jauh dari tempat dia mengemis ada orang tuanya yang sedang bermain HP dan mengobrol enak2an... huh kalau seperti ini salah siapa?
BalasHapus@rama88: trims kembali sobat berkunjungnya
BalasHapus@jimmy63: di sinilah dilematisnya satu sisi ada kemiskinan satu sisi lagi ada exploitasi trhdp anak,,,,kalo sdh begini tanya pd rumput yg bergoyang,,:)
Bahkan orang yang gak bisa melihat dan gak mendengar blm tentu merasa orang yang paling malang.
BalasHapuskarena dipelosok bumi ini masih banyak yang lebih malang lagi.
Bersyukur dan istighfar :)
Masih ada yang lebih malang dari kita ya sob :')
BalasHapusHmm.. entah siapa yang harus disalahkan. Atau salahkan saja semua orang, hehe :)
pelayannya sungguh tak berretika.. :(
BalasHapus@uchank: bener banget setuju sob,, intinya jgn terlalu memandang ke ats,, slalulah pandang ke bawah,,spy kita lebih bs bersyukur
BalasHapus@iam: bukan hrs saling menyalahkan,, tp baiknya kita2 yg memahami membuat feedback secara bijak sj,,:)
@nuellubis:pelayannya mungkin dapat perintah dari sang majikannya x sob,,mungkin sih tdk tega juga dia,,:)
miris memang - sementara saya yang kecil ini tak mammpu berbuat banyak ...
BalasHapuspangkal masalah ada di birokrasi !!
@saladincode: setuju sob,, di birokrasi yg buat hancur negara kita..trims kunjungannya
BalasHapussedih bacanya...
BalasHapus@epay: trims y folloy nya
BalasHapusayo pemerintah minta tolong perhatikan yang satu ini, kasihan generasi yang harus putus sekolah.Tapi kita juga harus jeli sob,karena banyak sekali di sekitar saya kampus malah di suruh oran tuanya.memanfaatkan anak.sangat menarik
BalasHapus@bisnis online blog:di sinilah dilematisnya satu sisi ada kemiskinan satu sisi lagi ada exploitasi trhdp anak,,,,kalo sdh begini ,,ya smoga kita 2 bijak sj menyikapinya,,:)
BalasHapusdengan membaca tulisan ini semoga menjadikan kita lebih bersyukur
BalasHapusngak kebayang kalo aku ada di posisi anak itu.. mungkin udah ngak ada semangat buat nglanjutin hidup...
BalasHapusalhamdulillah, jadi bersyukur dengan keadanku sekarang.
mentahannya ditransfer juga gpp brouw...
BalasHapusseharusnya kita bisa lebih meningkatkan kepedulian kepada sesama..
BalasHapusbetul kan mas :)..
Dear.
BalasHapussebuah kejadian yang sangat sering dialami oleh orang Indonesia... terutama di daerah2 besar dan padat...... kepedulian emang menjadi barang sangt berhargaa... but... jujur gw juga belum bisa secara pasti apakah itu memang anak yang kurang mampu atau organized well and ada organisasinyaaa???? gw lebih suka bersedekah langsung di masjid atau bazis...
regards.
... Ayah Double Zee ...
sungguh ironis hidup mereka yang terlantar di jalanan :( apa jadinya jika saya di posisinya :(
BalasHapus@lidya:smoga mbak,, trims ya
BalasHapus@yan: hrs tetep semangat sob,, apapun itu:)
@21inch: gak seru dunk mas,,real lbh afdol,,hehe
@socafahreza:betul banget sob
@zulfadhli:beginilah wajah asli kedaan rakyat indonesia yg kono katanya negri yg makmur,,(hehe jd malu)
@farixsantips: itulah gunanya mereka kale sob spy kita lbh bersyukur akan hidup
aduh komennya udah banyak nih...saya juga miris mas liatnya. tp kadang mereka nyebelin juga..suka maksa. itu mungkin ajaran dr yg ga bener juga kali ya. tp saya berharap anak2 ky gt biar hidupnya lebih baik lah.. masih kecil, masih bisa dituntun jd baik. takutnya kalo udah gede jd ga bener..
BalasHapus@adeline: terima kasih komentar dan kunjungannya ya,, walau sdh byk masih butuh byk masukan kok..:)
BalasHapusrealita yg beda dg amanat UUD, fakir miskin dipelihara negara..
BalasHapus@tukang colong: iya sob,, pasal berapa ya sy juga lupa tuh,,:)
BalasHapusmemang ironis tapi kita nda bisa berbuat banyak untuk menolongnya
BalasHapuswaduhhhh klo ditanya siapa yg salah,siapa yg bertanggung jawb bingung jg yah,,, emang anaknya itu sendiri yg maunya gtu gtu trus atau paksaan dare orang tuanya atau ada unsur premanisme dari orang laen ... dilaen pihak kita jg bsa berkaca dari mreka,,sejelk jeleknya nasib kita,menderinya diri kita ,,sbrannya mreka jauhh lebih menderita n moga jd pacuan n motivator kita waktu kita ada masalah yg ruwet n ganngu ketangan hidup kita :) amin
BalasHapus@tugu:yahh,, seharusnya tetep pemerintah yg bertanngung jawab,,pak kan ad aUUD nya,:)
BalasHapus@green:jd pacuan n motivator kita waktu kita ada masalah yg ruwet n ganngu ketangan hidup kita :)<----setuju banget sobat,, sepakat..:)
ya ampyun ya tuhanku..
BalasHapusbukn mksut sya mnutup mta
dri knytaan ni
sglanya dluar kndali.
sungguh, bnar2 sya sdih
ingt dri pnglaman sya prbdi..
trmksih byk mas, sudh brbgi
emm.. klo saya ke gramed biasanya juga bakal pulang lama mas.. bukan karena sulit milih2 buku, tapi keasikan baca komik2 "mumpung gratis" hehehe
BalasHapus@kiowa:trims kembali y sobat,, setidaknya mari kita berbagi pengalaman dan share
BalasHapus@pri crimbun: gramedianya yg dimana biasanya sob,,ini di medan kan posisinya
andai pemerintah mau memperhatikan rakyatnya dan mau turun ke jalan. Bukannya cuma pergi dari satu bangunan mewah ke bangunan mewah lainnya
BalasHapusUUD 45 kita mandul!!!
hidup dipenuhi dengan warna, tidak ada yang salah dalam hidup, akan tetapi dari setiap kejadian yang kita lihat bisa kita ambil pelajaran bahwa dengan siapapun kita sedang bertumbuh, bertumbuh dari dalam, sehingga kita bisa melihat indahnya warna putih karena adanya warna hitam, indahya malam hari karena ada panasnya siang hari...
BalasHapus@kucing:UUD 45 kita tdk di terapkan sesuai amanatnya rakyat,,sepakat dech
BalasHapus@terapi:indahnya warna putih karena adanya warna hitam, indahya malam hari karena ada panasnya siang hari..<---bener banget ,,trims masukannya
di gramed udah nemu kariage belum?
BalasHapusDon't try to solve everything, just do something meaningful. This will be more sustainable
BalasHapusBanyak orang yang mengambil hak yang seharusnya bukan miliknya serta kesadaran orang tua untuk pendidikan anaknya sehingga hal tersebut terjadi, butuh kerja keras pemerintah untuk menyelesaikan hal ini
BalasHapusAku suka dengan templatenya, warna kesukaanku banget biru :)
@21inch:Kariage Kun sih nemu mas,, tp yg itu gak di beli,,:)
BalasHapus@riri:tris kunjungannya,,dan komentarnya
@fadly:trims sdh suka dgn templatenya sob
Sudah biasa mas tentang keadaan seperti itu!
BalasHapusSaya hanya ingin mengomentari tentang kerajinannya untuk membeli buku dan novel.
Emmm... Buku apa yang dibeli?
Tentang arsitek ya??
beli novel apa? direview dong.
BalasHapus@kopiah putih: beli buku2 ttg interior sob,,+ novel
BalasHapus@sang cerpenis: wah mbak sy tdk begitu pinter ngerevie novel,,judulnya aj ya,,"promises,promises"
kalau ditulis seluruh catatan hidupnya pasti memakan banyak postingan ya sob...sukses selalu
BalasHapus@cardiacku: wah kalo semua di tulis,, bisa seumur hidup sobat,,hehe
BalasHapusTerima kasih saudaraku telah berbagi sedikit tentang catatan kehidupannya
BalasHapuskunjungan kemari dengan postingan baru sob :) lah kok gak ada updatenya nih bozz :D hihi nunggu update ah
BalasHapusinilah tugas kita untuk terus berkarya untuk mengembangkan Indonesia kedepanna :)
BalasHapus@abufarras: trims kembali y sobat
BalasHapus@farixsantips: di tunggu y sob,,hehe
@ciids: setuju sob,, mari beerbuat walau sekecil apapun itu
Miris banget baca ceritanya.. :(
BalasHapus@akmal : trims sob,, kunjungannya:)
BalasHapusNice,. high social,.
BalasHapus32 kalo ga salah...
BalasHapusselamat malam terimakasih,inyong dah balik follow
BalasHapusgak sabar melihat sekuncup tulisan bermakna yang masih fresh disini :D
BalasHapus@art: trims sob:)
BalasHapus@tukang colong: iya sekitar itulah sob,,hehe harap maklum sj
@cerita tugu: sama2 trims y mas follownya
@ferixsantips:hehe,, sabar sobat,, ntr hari sabtu baru updatenya nih,, lg padat pekerjaan,,
Pena hadir dan absen pagi sob sambil menyimak catatan kecilnya
BalasHapusKunjungan silaturahmi pagi sahabat kembali di sini....
BalasHapusdinegeri ini memang masih banyak anak yang bernasib seperti itu.. meskipun negara mengatur dalam UU tapi tetap tidak berjalan sebagaimana mestinya ditambah sikap individualis masyarakat yang semakin berkembang..
BalasHapusMiris banget ya. Masih kecil udah disuruh ngemis :(
BalasHapusAndai aku memiliki 'kuasa' lebih untuk anak-anak itu :(
BalasHapus*knock-knock heavens door* T_T
#maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
Jadi inget masa kecil yang susah dulu,aku juga hampir kaya begitu tapi untung jalan aku di belokan,jika kita pernah berada di posisi tsb pasti kita akan peka & berbagi kepada mereka walaupun jumlah kecil yang penting bagi mereka adalah nilai ketulusan anda memberikan itu semua kepada mereka bukan seberapa banyak yang anda berikan
BalasHapusOhh, sungguh memprihatinkan nasib generasi bangsa ini yang kadang dianggap sebelah mata atau bahkan tak dianggap sama sekali
BalasHapus@tautpena:trims kehadirannya sobat:)
BalasHapus@webmdmk:trims silaturahminya sobat:)
@duniapiyen:bener sob,, padahal UU sdh mengatur tetapi mandul,,:)
@siti: itulah kehidupan yg keras yg hrs di jalani mbak,,trims mbak kunjungann perdananya:)
@feat:#maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?<--ancaman buat org2 yg tdk peduli sosial:)
@andy:wah masa kecilnya hampir memilukan juga y sob:)
@arif:kenyataanya hampir tak di anggap sob:)
latar blognya gelap tapi prospeknya kayaknya cerah... banyak benner komentatornya ... salam kenal sahabat...
BalasHapusfollow ya...:)
bersyukur adalah kunci intropeksi diri salam kenal mampir2 juga ya ke http://tirtadarmantio.com izin follow n folback ya B)
BalasHapus@munaya: salam sahabat kembali ya,, trims follownya
BalasHapus@tirta:trims sobat,, akan follow back
wah, miris banget bacabya mas..
BalasHapusSalaaam,,.
BalasHapustak ada yang baru lagi nieh Kang??
hidup memang banyak lukisan yg dilukis Tuhan...
BalasHapusterutama lukisan yg ada di dalam hatimu.....
:)
mas kalau boleh kasih saran...
tulisannya dirapiin dan huruhnya digedein...
untuk memudahkan membacanya....
maaf bila kurang berkenan.
:)
@said: jgn ampe nangis y sob,, ngebacanya,,:)
BalasHapus@art: belum sob,, ntr hari minggu , masih padat pekerjaan
@zone: hehe kekecilan y sob sy kurang perhitungan sob,, krn laptop sy 17" layarnya,, di terima masukannya sobat,,:)
sebuah potret nyata di negri kita ini, begitulah kalo kesenjangan sosial sudah mengangah artinya perbedaan yg cukup dangkal antar yg si kaya dengan yg masih miskin.
BalasHapusnah terkadang anak macam cerita di atas itu adalah anak yg si suruh oleh2 org2 yg tdk brtanggung jawab, jadi miris dgn realita keadaan seperti itu.
terkadang hatiku juga miris liatnya :cry:
BalasHapusdulu cm bisa merasa miris, tapi saya sadar kayaknya kalau cuma ngerasa kasian agak percuma..
so take the courage to do something to them.
walau gak seberapa, sekecil apapun, itu berarti..
compassion to others :)
nunggu postingan baru sambil nyoba komen...
BalasHapusitulah kehidupan yang sedikit kurang adil...jadi mari kita bersyukur atas hidup yang telah di berikan kepada kita
BalasHapusEmmm...Interior ya?
BalasHapusKok masih belum ada yang baru sob?
Sibuk ya??
@yayack:mmg sob terkadang jdnya miris gitu dech
BalasHapus@missdestiana:sekecil apapun itu berarti sobat<--bener bgt trims ya kunjungannya
@hilsya: pstingan yg baru sd muncul tuh
@deny: trims sobat,, kunjungannya
@kopiah putih: sdh ada tuh yg baru:)
Cukup terharu membacanya ..
BalasHapusKehidupan memang ada suka dukanya ya .. ^^
Salam kenal ..
atau jangan-jangan komputer saya yang memperlihatkannya kecil...
BalasHapus:P
@my collection: trims sobat , salam kenal kembali
BalasHapus@zone: bisa jd sob,,hehe laptop sy sttingnya 1200x800,,hehe kegedan ya
ingat : peduli tidak sama dengan memberi uang (pinjem bahasa Iklan layanan masyarakat di jalan2 di Jogja)
BalasHapusterharu saya membacanya kawan, sungguh kehidupan yang berat bagi anak sebesr itu dalam mejalaninya,, hidup sebaiknya memang harus saling berbagi dan mengasihi...
BalasHapus@kevin: heeh oh iya adatuh di pampang di pojok2 jalanan jogja
BalasHapus@kita sehat: trims sobat sdh sama2 merenungkan tulisan ini,,:)
sangat menginspirasi artikelnya
BalasHapus