Rabu, 19 Oktober 2011

Catatan Kecil kehidupan


catatan ini pernah saya tulis dan di publis kembali..
Hari minggu kemarin  kuhabiskan waktu hanya di gramedia ,membeli beberapa buku dan novel ,,,rutinitas hari libur yang ntah kenapa lama2 aku menyukai aktivitas seperti ini,,ya mungkin karena aku tidak ingin memberi kesempatan hari2 ku kosong aktivitas, yang membuat jadi pikiran melayang2 ke hal2 yang merasa seperti sendiri di muka bumi ini..Sudah berjam2 aku muter2 mencari beberapa buku yang mengena di hati...tak terasa hari sudah hampir sore,perutpun terasa laper.hmm, sepertinya makan sate bakal enak nie laper2 gini, kebetulan di depan gramedia ada warung sate. Setelah membayar di kasir untuk buku2 yang saya beli ,saya segera keluar dari gramedia.

Saya pun segera memesan satu porsi. Tidak berapa lama saya menunggu Seorang anak lelaki kecil, berumur mungkin 8 tahunan atau maksimal 10 tahun. tidak memakai baju dan membawa bekas tempat air minum mineral sebagai tempat mengumpulkan koin. Tanpa tedeng aling dia langsung berbicara dengan saya. Mukanya yang kecil, polos, sejenak mengaburkan pandangan saya kalau dia sedang berusaha merayu saya untuk mengemis uang.
gambar dari google
 Ironis memang. Jadi terpikir. Anak siapakah dia, saya pikir. Kenapa dibiarkan mengemis. Dan kelihatannya dia tidak putus sekolah juga. Karena dalam percakapan kami selanjutnya saya mendapati dia sedang membaca selebaran. Selebaran yang dia dapatkan di meja saya. 
“Kak satenya seporsi berapa harganya?”, Duh saya makin miris.
Saya segera ingin memanggil pelayan. Tapi sebelum saya panggil,seorang laki-laki ntah siapa, menarik tangannya dan mengusirnya menjauh dari tempat saya. Anak lelaki itu diusir bersama dengan beberapa teman-teman senasibnya.
Siapa yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka.  ingin sekali memanggilnya lagi, sayang dia keburu menyeberang jalan. Dengan gayanya sambil berlari-lari kecil. Seolah-olah mengemis bukanlah beban baginya. Seolah-olah masa kecilnya yang seharusnya diisi hanya dengan bermain dan sekolah tidak menjadi masalah jika hanya menjadi urutan kesekian.
Memang serba salah. Setiap kali melihat anak-anak mengemis di perempatan jalan . Siapa yang harus disalahkan? Orang tua? Pemerintah? Manusia-manusia yang kurang mau perduli? Atau siapa? Toh mereka kelihatan asyik-asyik saja menjalaninya. Di satu momen saya pernah melihat anak-anak kecil itu sudah mulai belajar “merampok”, yaitu Mengemis dengan setengah memaksa.
Apa ya yang harus dilakukan? Saat ini aku belum tahu harus melakukan apa untuk semua kehidupan yang miris ini . Semoga suatu hari aku dapat membantu lebih bagi mereka2..hmmm smoga.setelah hampir 15 menit pesanan sate ku pun datang...teringat kejadian tadi membuat selera makan sate pun jadi berkurang..
Hari ini, kembali mata saya dibukakan. Kembali hati kecil saya diketuk. Mengapa? Bahwa saya tidak seharusnya mengklaim diri sebagai salah satu orang yang merasa malang. Hari ini,  Kali ini lengkap, kalau memang bisa dikatakan begitu.. Atas apa yang telah aku lewati, ceritaku ternyata  bukanlah apa-apa bagi mereka2 yang kurang bernasib baik ,...tak terasa sudah hampir 1 jam aku duduk di warung ini.....akupun beranjak pulang ...

132 komentar:

  1. yup. seperti itulah kehidupan.
    kita tak bisa menyalahkan siapa siapa.
    kita hanya bisa bercermin kepada dunia ini.
    dan bersyukur dengan setiap apapun yang kita dapat.

    salam
    kunjungan balik.

    BalasHapus
  2. Hmmm..... menjadi ikut tersadar nih.....

    BalasHapus
  3. @arman: trims mas,, juga atas follownya

    @arif: smoga sob plg tdk bisa berbuat walau sekecil apapun itu..

    BalasHapus
  4. @djangan pakies: bener mas,, intinya rasa syukur itu yg perlu di tanamkan di hati,, kelak dgn rasa itu bisa memaklumi kehidupan, dan terus berbuat sekecil apapun itu

    BalasHapus
  5. hmmmmmmmmmmmm . . mungkin semua salah mas, , di satu sisi pemerintah kurang perhatian atau mungkin mereka sendiri yang tidak mau di perhatikan karena mereka pikir itu adalah kehidupan mereka . .(mungkin) :D

    BalasHapus
  6. @bayu:ya itu di dia jd serba salah,,ya yg mengerti sj smoga bisa berpikir bijak,, (loh nih masih jam belajar kan,, kok bs BW)

    BalasHapus
  7. miris memang melihat nasib anak-anak yang kurang beruntung dari kita,alhamdullilah kita lebih baik,love,peace and gaul.

    BalasHapus
  8. @saryadinilan: bener sob apalagi kamu ya betapa beruntungnya ada di arab saudi,,hehe:)

    BalasHapus
  9. Tanggung jawab negara itu Kang!....

    haduh..para pemimpin kita masih sibuk berubah formasi...

    BalasHapus
  10. @arr rian: seharus nya emng begitu ,, kan ada di undang2 ya kan,, pasal 33 ya,,duh sy lupa

    BalasHapus
  11. Tuntutan kehidupan yang menjadi mereka seperti itu ....
    Sering juga liat2 liputan yang banyak kelebihan tetapi lebih banyak yang kekurangan...

    Cuma mikir : apa yang mereka lakukan di sana itu ya...ribu dan ribut.

    BalasHapus
  12. kasihan ya lihat anak kecil harus mengemis padahal seusia mereka harus gembira bermain, salah orang tua atau tajamnya kehidupan, ah aku jd merasa beruntung dan bersyukur atas apa yg aku nikmati....

    BalasHapus
  13. walaupun bantuan mAs ke anak kecil itu gk kesampaian tp Insya Allah niat baik mas diitung pahala oleh Allah..., jgn tunggu sapa2 tuk membantu mereka, lakukanlah sebisa kita..

    BalasHapus
  14. @ibudini:iya mbak yg di atas ntah kenapa ntah ap ayg di ributin,,paling juga masalah jatah yg kurang

    @anisayu: makanya setidaknya itulah yg membuat kita bersyukur atas ap yg sdh di beri bagi yg beruntung

    @rohis:amin sob,, karena paling tdk niat yg tulus nilainya sdh di hitung ,,

    BalasHapus
  15. memang banyak yg lebih malang daripada kita. karena itu kita harus senantiasa bersyukur dan berhenti mengeluh.

    BalasHapus
  16. @sang cerpenis: bener banget mbak maka dari itu rasa badmood dan cengeng harus di tendang jauh2 dari hati,, loh kok,hehe,,:)

    BalasHapus
  17. sedih niiiiih ceritanya gan :((

    BalasHapus
  18. @zhintio: sedikit berbagi cerita miris sob,, hehe

    BalasHapus
  19. Semoga tulisan ini menyadarkan kita, tentang masih banyaknya orang - orang yang berkeadaan kurang dari kita. Dan semoga kita bisa berbuat lebih selain dari simpati.

    BalasHapus
  20. iyaa, siapa yg patut disalahkan? melihat ibu-ibu menadahkan tangan sambil menggendong bayi di bawah panas matahari..

    BalasHapus
  21. @anonim: trims masukan tambahnnya,,berbuatlah nyata walau kecil,,(mohon cantumkan nama :))

    @khaira: kalau nanya siapa yg harus di salahkan,, kalo kata ebid tanya pd rumput yg bergoyang,,;)

    BalasHapus
  22. Hmm... pertanyaan yang juga kerap mampir saat melihat mereka, anak siapakah ini?

    Siip, lebih baik menyalakan secercah sinar daripada mencerca kegelapan....

    BalasHapus
  23. Manusia diciptakan berbagai macam bentuk, sifat, perasaan. Mungkin sudah menjadi nasibnya seperti itu, begitu juga sebaliknya nasib kita seperti ini apa adaanya. Mungkin kita masih belum beruntung tapi orang lain menganggap kita beruntung. Memang susah kehidupan ini dan harus dijalani dengan sepenuh hati dan tetap tersenyum.

    BalasHapus
  24. @yunda:lebih baik menyalakan secercah sinar daripada mencerca kegelapan.... <---setuju dgn kata2 ini mbak

    @arqu: bener sob,, makin komplit nih,, terkadang org2 hanya melihat kita dari sisi luarnya sj,, soo dalam hati tdk tau kesusahannnya,,:)

    BalasHapus
  25. semoga adeknya itu dapat peluang untuk terus bersekolah sampai lulus dan bisa bekerja dan berhenti mengemis .
    Memang gak bisa menyalahkan tapi smua itu bisa kok di cegah sedari awal , misal :

    *harus segera dihentikan trend yang sedang populer yaitu free sex

    *jalankan program pemerintah 2 anak cukup (kl memang mash belum siap mengurus 12 anak dengan penghasilan yang pas-pasan)

    *kurangi jumlah pengangguran (ini bisa jadi langkah positif untuk mereka agar tak selalu berada dirumah dengan kondisi sepi gak ngpa"in dan akhirnya di luapkan dengan berkasih-sayang bersama istri , trus lupa belum KB akhirnya dedek kecil lahir lagi dan seterusnya seperti ini - moga ngerti maksudnya kalimat ini :D )

    *inisiatif untuk bekerja dan tidak mengharapkan jatuhnya koin ditangan

    kadang sedih juga kalau ada adek" kecil gtu harus panas"an sampe pegel nyodorin tangan , eh orangtuanya nunggu duduk manis sambil gendong dedek bayi lagi. Semoga yang seperti ini segeran berkurang. Nice sharing :)

    maaf ya kang komennya kepanjangan :D ^^v

    BalasHapus
  26. mungkin suatu hari tiap orang bs mengambil satu anak jalanan untuk dibina dan dijadikan keluarga demi masa depan mereka.

    BalasHapus
  27. @arta:komentarnya komplit banget,,dan mengena,, setuju,,dan trims masukan tambahnnnya:)

    @honeylizious: wah ide yg briliant dari makasar,,say aterima dgn baik dan senang hati,,:)

    BalasHapus
  28. kita patut bersyukur ya kak,ga terlahir harus mengemis seperti anak kecil itu...

    BalasHapus
  29. saya gak bisya kasyih komentar apa2 utk tulisan artikelnya krn terjadi dualisme dan ambigu. saya cuman mau bilang : minta satenya dwong...

    BalasHapus
  30. nice post sob..
    ane gak bisa kasih komen apa-apa :)

    BalasHapus
  31. @atma:ya mbak selayaknya bisa menulis di blog ini sj sdh rasa syukur yg luar biasa

    @21inch: kehidupan ada gelap ada terang , ada putih ad ahitam,, semuanya saling melengkapi,,hhehe ,, ntr kapan2 kalo ketemu pasti sy traktir satenya mas,,btw posisi di mana mas, di jkt kan

    @A-NX: berkunjung sj sdh rasa syukur yg luar biasa sobat,,

    BalasHapus
  32. itulah kehidupan sob.. roda kehidupan mungkin gak akan berjalan jika tanpa kehadiran mereka, tp yg disayangkan adalah, kemana orang tua mereka? dimana tanggung jwb orang tua mereka?

    BalasHapus
  33. aku sendiri gak habis pikir, knp akhir2 ini makin byk aja anak2 jalanan yg berkeliaran di jalan2...?

    BalasHapus
  34. Nay : Bang...nay laver!!
    Abang : truss...salah siapa? salah abang? salah keluarga abang?
    Nay : #nunduk sambil manyun, cuman pengen minta ditraktir beli noveeeelll :P

    Bersyukur lebih baik, dari pada banyak ngeluh #senyum

    BalasHapus
  35. @penghuni60: bener sob,, kehidupan apapun itu tetep berjalan,, toh mereka jg sdh terseleksi dgn alamnya sanggup menjalani kehidupan yg keras itu,,trims ya masukannya:)

    @science box: yahh itu menunjukkan bahwa kehidupan di negri kita makin susah kale ya,, ups tapi kok pemimpin kita kaya2 ya,,hmm,, ntahlah

    @nay: kalo cuma minta beliin novel,, abng kirim dech (serius gak pake boong) inbook alamatnya:)

    BalasHapus
  36. hmmm...
    miris sih...
    biasanya sih mereka di suruh, bukan orangtua, tapi oranglain yang mempekerjakan mereka...
    ya kadang juga ada yang orangtuanya yang nyuruh...

    kadang saya dilema kalo mau ngasih uang, kalo dikasih nanti dia keenakan trus g mau sekolah, tapi kalo nggak dikasih kok kasian yaaa...

    BalasHapus
  37. Siapa yg harus disalahkan??? Pemerintah?? Orang tua?? atau memang orangnya yang tidak mau berusaha?? entahlah.....

    Mungkin mereka ada untuk memeringatkan kita agar lbh bersyukur kali ya..... :)

    BalasHapus
  38. @annisa: ikuti kata hati,, perkara dgn dilemanya urusan Tuhan,,:)

    @tarry: Mungkin mereka ada untuk memeringatkan kita agar lbh bersyukur kali ya..... :) <--tepat sexali mbak dan setuju bgt,,:)

    BalasHapus
  39. Dulu waktu di Mks hobi banget ke gramed, sampe betah berjam-jam di dalam... :D
    tp, sejak di Samarinda, euh... kecewa ma bentuk gramed di sini, kalah nyaman dan kalah lengkap sama gramed2 yg ada di mks.. jadinya jarang nongkrong di toko buku lg :( #curcol

    Melihat anak-anak seperti itu, memang bikin miris, kembali mengingatkan kita untuk bersyukur, banyak banyak bersyukur...
    Semoga kelak mereka bisa mendapatkan penghidupan yg lebih layak

    BalasHapus
  40. @miss U: asalny makasar y mbak,, trus pindah tugas ke samarinda gitu ya,,: trims y kunjungannya

    BalasHapus
  41. "Hari ini, kembali mata saya dibukakan. Kembali hati kecil saya diketuk. Mengapa? Bahwa saya tidak seharusnya mengklaim diri sebagai salah satu orang yang merasa malang. Hari ini, Kali ini lengkap, kalau memang bisa dikatakan begitu.. Atas apa yang telah aku lewati, ceritaku ternyata bukanlah apa-apa bagi mereka2 yang kurang bernasib baik" --> bener banget mas, agreed with you, sudah seharusnya kita mensyukuri apa yang telah kita peroleh, banyak sekali orang-orang yang jauuuuuh lbh malang disekitar kita. Keep posting and semangaaat! :-)

    BalasHapus
  42. eh iya mas, kalo senang baca cerita fiksi, yuk atuh berkunjung ke blog fiksi saya di http://alaikastory.blogspot.com

    BalasHapus
  43. @alaika: trims mbak,, ok tkp menuju rumahnya,,

    BalasHapus
  44. asal menjadi pengemis bukan karena malas kerja aja, karena ada yg seperti itu.

    BalasHapus
  45. @ria: ini masalahnya masih anak2 loh mbak,,:)

    BalasHapus
  46. Rasa syukur itu memang perlu. Di kala kita merasa susah, ternyata masih ada sebagian orang yang hidupnya justru lebih susah. Dan dari situ juga ada kesempatan bagi kita untuk bisa membantu..

    BalasHapus
  47. Anak kecil itu ko badannya sehat sekali, kelihatan gemuk mungkin sering makan sate kali ya ommm...

    BalasHapus
  48. @baha: loh jgn salah sob,,anak jalanan tuh badannnnya sehat , gak gampang sakit,, soo kekebalan tubuhnya sdh nyesuaikan diri dgn linkungan,,itulah tuhan maha adilnya

    BalasHapus
  49. Meski sekarang baru bisa menangani empat persen, Kementerian Sosial menargetkan Indonesia bebas anak jalanan pada 2014.. :(

    BalasHapus
  50. @majalah mesjid: smoga program pemerintah bisa terwujud,, d idukung sepenuhnya,,

    BalasHapus
  51. bersyukur dengan kehidupan yg telah kita miliki skrg itu lebih baik,, masih banyak ternyata yg dibawah kita,, :D.. terima kasih atas penjelasannya sobat

    BalasHapus
  52. sering sekali sih lihat, apalagi di setiap lampu merah pasti ada. dan yang membuat saya bingung pada saat itu ada anak sedang mengemis tapi tidak jauh dari tempat dia mengemis ada orang tuanya yang sedang bermain HP dan mengobrol enak2an... huh kalau seperti ini salah siapa?

    BalasHapus
  53. @rama88: trims kembali sobat berkunjungnya

    @jimmy63: di sinilah dilematisnya satu sisi ada kemiskinan satu sisi lagi ada exploitasi trhdp anak,,,,kalo sdh begini tanya pd rumput yg bergoyang,,:)

    BalasHapus
  54. Bahkan orang yang gak bisa melihat dan gak mendengar blm tentu merasa orang yang paling malang.
    karena dipelosok bumi ini masih banyak yang lebih malang lagi.
    Bersyukur dan istighfar :)

    BalasHapus
  55. Masih ada yang lebih malang dari kita ya sob :')
    Hmm.. entah siapa yang harus disalahkan. Atau salahkan saja semua orang, hehe :)

    BalasHapus
  56. @uchank: bener banget setuju sob,, intinya jgn terlalu memandang ke ats,, slalulah pandang ke bawah,,spy kita lebih bs bersyukur

    @iam: bukan hrs saling menyalahkan,, tp baiknya kita2 yg memahami membuat feedback secara bijak sj,,:)

    @nuellubis:pelayannya mungkin dapat perintah dari sang majikannya x sob,,mungkin sih tdk tega juga dia,,:)

    BalasHapus
  57. miris memang - sementara saya yang kecil ini tak mammpu berbuat banyak ...

    pangkal masalah ada di birokrasi !!

    BalasHapus
  58. @saladincode: setuju sob,, di birokrasi yg buat hancur negara kita..trims kunjungannya

    BalasHapus
  59. ayo pemerintah minta tolong perhatikan yang satu ini, kasihan generasi yang harus putus sekolah.Tapi kita juga harus jeli sob,karena banyak sekali di sekitar saya kampus malah di suruh oran tuanya.memanfaatkan anak.sangat menarik

    BalasHapus
  60. @bisnis online blog:di sinilah dilematisnya satu sisi ada kemiskinan satu sisi lagi ada exploitasi trhdp anak,,,,kalo sdh begini ,,ya smoga kita 2 bijak sj menyikapinya,,:)

    BalasHapus
  61. dengan membaca tulisan ini semoga menjadikan kita lebih bersyukur

    BalasHapus
  62. ngak kebayang kalo aku ada di posisi anak itu.. mungkin udah ngak ada semangat buat nglanjutin hidup...
    alhamdulillah, jadi bersyukur dengan keadanku sekarang.

    BalasHapus
  63. mentahannya ditransfer juga gpp brouw...

    BalasHapus
  64. seharusnya kita bisa lebih meningkatkan kepedulian kepada sesama..
    betul kan mas :)..

    BalasHapus
  65. Dear.

    sebuah kejadian yang sangat sering dialami oleh orang Indonesia... terutama di daerah2 besar dan padat...... kepedulian emang menjadi barang sangt berhargaa... but... jujur gw juga belum bisa secara pasti apakah itu memang anak yang kurang mampu atau organized well and ada organisasinyaaa???? gw lebih suka bersedekah langsung di masjid atau bazis...


    regards.
    ... Ayah Double Zee ...

    BalasHapus
  66. sungguh ironis hidup mereka yang terlantar di jalanan :( apa jadinya jika saya di posisinya :(

    BalasHapus
  67. @lidya:smoga mbak,, trims ya

    @yan: hrs tetep semangat sob,, apapun itu:)

    @21inch: gak seru dunk mas,,real lbh afdol,,hehe

    @socafahreza:betul banget sob

    @zulfadhli:beginilah wajah asli kedaan rakyat indonesia yg kono katanya negri yg makmur,,(hehe jd malu)

    @farixsantips: itulah gunanya mereka kale sob spy kita lbh bersyukur akan hidup

    BalasHapus
  68. aduh komennya udah banyak nih...saya juga miris mas liatnya. tp kadang mereka nyebelin juga..suka maksa. itu mungkin ajaran dr yg ga bener juga kali ya. tp saya berharap anak2 ky gt biar hidupnya lebih baik lah.. masih kecil, masih bisa dituntun jd baik. takutnya kalo udah gede jd ga bener..

    BalasHapus
  69. @adeline: terima kasih komentar dan kunjungannya ya,, walau sdh byk masih butuh byk masukan kok..:)

    BalasHapus
  70. realita yg beda dg amanat UUD, fakir miskin dipelihara negara..

    BalasHapus
  71. @tukang colong: iya sob,, pasal berapa ya sy juga lupa tuh,,:)

    BalasHapus
  72. memang ironis tapi kita nda bisa berbuat banyak untuk menolongnya

    BalasHapus
  73. waduhhhh klo ditanya siapa yg salah,siapa yg bertanggung jawb bingung jg yah,,, emang anaknya itu sendiri yg maunya gtu gtu trus atau paksaan dare orang tuanya atau ada unsur premanisme dari orang laen ... dilaen pihak kita jg bsa berkaca dari mreka,,sejelk jeleknya nasib kita,menderinya diri kita ,,sbrannya mreka jauhh lebih menderita n moga jd pacuan n motivator kita waktu kita ada masalah yg ruwet n ganngu ketangan hidup kita :) amin

    BalasHapus
  74. @tugu:yahh,, seharusnya tetep pemerintah yg bertanngung jawab,,pak kan ad aUUD nya,:)

    @green:jd pacuan n motivator kita waktu kita ada masalah yg ruwet n ganngu ketangan hidup kita :)<----setuju banget sobat,, sepakat..:)

    BalasHapus
  75. ya ampyun ya tuhanku..
    bukn mksut sya mnutup mta
    dri knytaan ni
    sglanya dluar kndali.
    sungguh, bnar2 sya sdih
    ingt dri pnglaman sya prbdi..
    trmksih byk mas, sudh brbgi

    BalasHapus
  76. emm.. klo saya ke gramed biasanya juga bakal pulang lama mas.. bukan karena sulit milih2 buku, tapi keasikan baca komik2 "mumpung gratis" hehehe

    BalasHapus
  77. @kiowa:trims kembali y sobat,, setidaknya mari kita berbagi pengalaman dan share

    @pri crimbun: gramedianya yg dimana biasanya sob,,ini di medan kan posisinya

    BalasHapus
  78. andai pemerintah mau memperhatikan rakyatnya dan mau turun ke jalan. Bukannya cuma pergi dari satu bangunan mewah ke bangunan mewah lainnya

    UUD 45 kita mandul!!!

    BalasHapus
  79. hidup dipenuhi dengan warna, tidak ada yang salah dalam hidup, akan tetapi dari setiap kejadian yang kita lihat bisa kita ambil pelajaran bahwa dengan siapapun kita sedang bertumbuh, bertumbuh dari dalam, sehingga kita bisa melihat indahnya warna putih karena adanya warna hitam, indahya malam hari karena ada panasnya siang hari...

    BalasHapus
  80. @kucing:UUD 45 kita tdk di terapkan sesuai amanatnya rakyat,,sepakat dech

    @terapi:indahnya warna putih karena adanya warna hitam, indahya malam hari karena ada panasnya siang hari..<---bener banget ,,trims masukannya

    BalasHapus
  81. di gramed udah nemu kariage belum?

    BalasHapus
  82. Don't try to solve everything, just do something meaningful. This will be more sustainable

    BalasHapus
  83. Banyak orang yang mengambil hak yang seharusnya bukan miliknya serta kesadaran orang tua untuk pendidikan anaknya sehingga hal tersebut terjadi, butuh kerja keras pemerintah untuk menyelesaikan hal ini

    Aku suka dengan templatenya, warna kesukaanku banget biru :)

    BalasHapus
  84. @21inch:Kariage Kun sih nemu mas,, tp yg itu gak di beli,,:)

    @riri:tris kunjungannya,,dan komentarnya

    @fadly:trims sdh suka dgn templatenya sob

    BalasHapus
  85. Sudah biasa mas tentang keadaan seperti itu!
    Saya hanya ingin mengomentari tentang kerajinannya untuk membeli buku dan novel.
    Emmm... Buku apa yang dibeli?
    Tentang arsitek ya??

    BalasHapus
  86. beli novel apa? direview dong.

    BalasHapus
  87. @kopiah putih: beli buku2 ttg interior sob,,+ novel

    @sang cerpenis: wah mbak sy tdk begitu pinter ngerevie novel,,judulnya aj ya,,"promises,promises"

    BalasHapus
  88. kalau ditulis seluruh catatan hidupnya pasti memakan banyak postingan ya sob...sukses selalu

    BalasHapus
  89. @cardiacku: wah kalo semua di tulis,, bisa seumur hidup sobat,,hehe

    BalasHapus
  90. Terima kasih saudaraku telah berbagi sedikit tentang catatan kehidupannya

    BalasHapus
  91. kunjungan kemari dengan postingan baru sob :) lah kok gak ada updatenya nih bozz :D hihi nunggu update ah

    BalasHapus
  92. inilah tugas kita untuk terus berkarya untuk mengembangkan Indonesia kedepanna :)

    BalasHapus
  93. @abufarras: trims kembali y sobat

    @farixsantips: di tunggu y sob,,hehe

    @ciids: setuju sob,, mari beerbuat walau sekecil apapun itu

    BalasHapus
  94. Miris banget baca ceritanya.. :(

    BalasHapus
  95. @akmal : trims sob,, kunjungannya:)

    BalasHapus
  96. selamat malam terimakasih,inyong dah balik follow

    BalasHapus
  97. gak sabar melihat sekuncup tulisan bermakna yang masih fresh disini :D

    BalasHapus
  98. @art: trims sob:)

    @tukang colong: iya sekitar itulah sob,,hehe harap maklum sj

    @cerita tugu: sama2 trims y mas follownya

    @ferixsantips:hehe,, sabar sobat,, ntr hari sabtu baru updatenya nih,, lg padat pekerjaan,,

    BalasHapus
  99. Pena hadir dan absen pagi sob sambil menyimak catatan kecilnya

    BalasHapus
  100. Kunjungan silaturahmi pagi sahabat kembali di sini....

    BalasHapus
  101. dinegeri ini memang masih banyak anak yang bernasib seperti itu.. meskipun negara mengatur dalam UU tapi tetap tidak berjalan sebagaimana mestinya ditambah sikap individualis masyarakat yang semakin berkembang..

    BalasHapus
  102. Miris banget ya. Masih kecil udah disuruh ngemis :(

    BalasHapus
  103. Andai aku memiliki 'kuasa' lebih untuk anak-anak itu :(

    *knock-knock heavens door* T_T

    #maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?

    BalasHapus
  104. Jadi inget masa kecil yang susah dulu,aku juga hampir kaya begitu tapi untung jalan aku di belokan,jika kita pernah berada di posisi tsb pasti kita akan peka & berbagi kepada mereka walaupun jumlah kecil yang penting bagi mereka adalah nilai ketulusan anda memberikan itu semua kepada mereka bukan seberapa banyak yang anda berikan

    BalasHapus
  105. Ohh, sungguh memprihatinkan nasib generasi bangsa ini yang kadang dianggap sebelah mata atau bahkan tak dianggap sama sekali

    BalasHapus
  106. @tautpena:trims kehadirannya sobat:)

    @webmdmk:trims silaturahminya sobat:)

    @duniapiyen:bener sob,, padahal UU sdh mengatur tetapi mandul,,:)

    @siti: itulah kehidupan yg keras yg hrs di jalani mbak,,trims mbak kunjungann perdananya:)

    @feat:#maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?<--ancaman buat org2 yg tdk peduli sosial:)

    @andy:wah masa kecilnya hampir memilukan juga y sob:)

    @arif:kenyataanya hampir tak di anggap sob:)

    BalasHapus
  107. latar blognya gelap tapi prospeknya kayaknya cerah... banyak benner komentatornya ... salam kenal sahabat...

    follow ya...:)

    BalasHapus
  108. bersyukur adalah kunci intropeksi diri salam kenal mampir2 juga ya ke http://tirtadarmantio.com izin follow n folback ya B)

    BalasHapus
  109. @munaya: salam sahabat kembali ya,, trims follownya

    @tirta:trims sobat,, akan follow back

    BalasHapus
  110. wah, miris banget bacabya mas..

    BalasHapus
  111. Salaaam,,.
    tak ada yang baru lagi nieh Kang??

    BalasHapus
  112. hidup memang banyak lukisan yg dilukis Tuhan...
    terutama lukisan yg ada di dalam hatimu.....
    :)

    mas kalau boleh kasih saran...
    tulisannya dirapiin dan huruhnya digedein...
    untuk memudahkan membacanya....
    maaf bila kurang berkenan.
    :)

    BalasHapus
  113. @said: jgn ampe nangis y sob,, ngebacanya,,:)

    @art: belum sob,, ntr hari minggu , masih padat pekerjaan

    @zone: hehe kekecilan y sob sy kurang perhitungan sob,, krn laptop sy 17" layarnya,, di terima masukannya sobat,,:)

    BalasHapus
  114. sebuah potret nyata di negri kita ini, begitulah kalo kesenjangan sosial sudah mengangah artinya perbedaan yg cukup dangkal antar yg si kaya dengan yg masih miskin.

    nah terkadang anak macam cerita di atas itu adalah anak yg si suruh oleh2 org2 yg tdk brtanggung jawab, jadi miris dgn realita keadaan seperti itu.

    BalasHapus
  115. terkadang hatiku juga miris liatnya :cry:
    dulu cm bisa merasa miris, tapi saya sadar kayaknya kalau cuma ngerasa kasian agak percuma..
    so take the courage to do something to them.
    walau gak seberapa, sekecil apapun, itu berarti..
    compassion to others :)

    BalasHapus
  116. nunggu postingan baru sambil nyoba komen...

    BalasHapus
  117. itulah kehidupan yang sedikit kurang adil...jadi mari kita bersyukur atas hidup yang telah di berikan kepada kita

    BalasHapus
  118. Emmm...Interior ya?

    Kok masih belum ada yang baru sob?
    Sibuk ya??

    BalasHapus
  119. @yayack:mmg sob terkadang jdnya miris gitu dech

    @missdestiana:sekecil apapun itu berarti sobat<--bener bgt trims ya kunjungannya

    @hilsya: pstingan yg baru sd muncul tuh

    @deny: trims sobat,, kunjungannya

    @kopiah putih: sdh ada tuh yg baru:)

    BalasHapus
  120. Cukup terharu membacanya ..
    Kehidupan memang ada suka dukanya ya .. ^^

    Salam kenal ..

    BalasHapus
  121. atau jangan-jangan komputer saya yang memperlihatkannya kecil...
    :P

    BalasHapus
  122. @my collection: trims sobat , salam kenal kembali

    @zone: bisa jd sob,,hehe laptop sy sttingnya 1200x800,,hehe kegedan ya

    BalasHapus
  123. ingat : peduli tidak sama dengan memberi uang (pinjem bahasa Iklan layanan masyarakat di jalan2 di Jogja)

    BalasHapus
  124. terharu saya membacanya kawan, sungguh kehidupan yang berat bagi anak sebesr itu dalam mejalaninya,, hidup sebaiknya memang harus saling berbagi dan mengasihi...

    BalasHapus
  125. @kevin: heeh oh iya adatuh di pampang di pojok2 jalanan jogja

    @kita sehat: trims sobat sdh sama2 merenungkan tulisan ini,,:)

    BalasHapus